Breaking News

Shell Tegaskan BBM RON 90 Tak Bisa Dinaikkan ke RON 92, Begini Penjelasannya Saat Dicecar DPR

Pernyataan resmi dari pihak Shell terkait ketidakmungkinan menaikkan kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 90 menjadi RON 92 menuai perhatian serius dalam rapat bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dalam sesi yang berlangsung pada Selasa (27/2), perwakilan Shell menjelaskan secara teknis bahwa peningkatan Research Octane Number (RON) tidak semudah mengubah angka standar. Hal ini memerlukan penyesuaian signifikan dalam rantai pasokan dan formulasi produk.

Apa Alasan Shell?

Menurut Direktur Shell Indonesia, peningkatan nilai oktan dari RON 90 ke RON 92 bukan sekadar keputusan bisnis, melainkan melibatkan pertimbangan teknis dan ekonomi yang kompleks. “Untuk meningkatkan nilai oktan BBM, kami harus memodifikasi formula bahan bakar dengan menambahkan aditif atau komponen premium lainnya. Ini akan memengaruhi biaya produksi secara keseluruhan,” jelasnya saat dicecar pertanyaan oleh anggota DPR.

Selain itu, Shell juga menyoroti bahwa infrastruktur distribusi di Indonesia saat ini belum sepenuhnya mendukung transisi tersebut. Misalnya, fasilitas penyimpanan dan pengangkutan BBM harus ditingkatkan agar mampu menangani bahan bakar dengan spesifikasi lebih tinggi tanpa menurunkan kualitasnya. “Kami ingin memastikan bahwa jika ada peningkatan kualitas BBM, maka standar distribusinya juga harus sejalan agar konsumen benar-benar merasakan manfaatnya,” tambahnya.

Desakan dari DPR

Anggota DPR menekankan pentingnya peningkatan kualitas BBM sebagai langkah untuk mendukung efisiensi mesin kendaraan dan mengurangi emisi polusi udara. Mereka menyebut bahwa banyak negara telah menerapkan standar BBM dengan RON lebih tinggi sebagai bagian dari komitmennya terhadap lingkungan. “Indonesia tidak bisa tertinggal dalam hal ini. Kita butuh kebijakan yang progresif untuk meningkatkan kualitas BBM demi masa depan energi yang lebih bersih,” ujar salah satu anggota Komisi VII DPR.

Namun, Shell menegaskan bahwa kebijakan semacam itu harus dibarengi dengan dukungan pemerintah, baik dalam bentuk regulasi maupun insentif bagi pelaku industri. “Tanpa kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan swasta, peningkatan kualitas BBM hanya akan menjadi beban tambahan bagi konsumen,” lanjut perwakilan Shell.

Dampak pada Konsumen

Jika rencana peningkatan RON tetap dilakukan tanpa persiapan matang, dampak langsungnya adalah kenaikan harga BBM. Hal ini disebabkan oleh biaya produksi yang lebih tinggi serta investasi besar yang diperlukan untuk memperbarui infrastruktur. Bagi konsumen, kenaikan harga ini bisa menjadi beban tambahan, terutama bagi mereka yang bergantung pada BBM jenis RON rendah.

“Kami memahami harapan masyarakat untuk mendapatkan BBM berkualitas tinggi dengan harga terjangkau. Namun, realitasnya adalah peningkatan kualitas BBM membutuhkan biaya operasional yang lebih besar. Kami berharap ada solusi yang adil bagi semua pihak,” kata Muhammad Arif, juru bicara Shell.

Tren Global dan Persaingan Lokal

Di tingkat global, banyak negara maju telah menerapkan standar BBM dengan RON lebih tinggi, seperti RON 95 atau bahkan RON 100, untuk mendukung kendaraan modern yang dirancang hemat bahan bakar dan ramah lingkungan. Namun, di Indonesia, tantangan utamanya adalah daya beli masyarakat yang masih heterogen. Sementara itu, SPBU lokal seperti Pertamina masih mendominasi pasar dengan produk BBM yang lebih terjangkau, seperti Pertalite (RON 90).

Pengamat energi, Dr. Andi Wijaya, menilai bahwa diskusi ini mencerminkan dilema antara kebutuhan untuk meningkatkan kualitas BBM dan keterbatasan infrastruktur serta kemampuan finansial masyarakat. “Indonesia harus mencari titik tengah antara peningkatan kualitas BBM dan keberlanjutan ekonomi. Tanpa pendekatan holistik, kebijakan ini bisa menimbulkan ketidakadilan sosial,” katanya.

Langkah ke Depan

Shell berkomitmen untuk terus mendukung upaya peningkatan kualitas BBM di Indonesia, namun dengan catatan bahwa semua pihak harus terlibat aktif. Pemerintah diminta untuk memberikan insentif kepada pelaku industri, seperti pengurangan pajak impor aditif atau subsidi untuk investasi infrastruktur. Di sisi lain, konsumen juga perlu diedukasi tentang pentingnya menggunakan BBM berkualitas tinggi demi performa kendaraan dan lingkungan.

Akankah Indonesia berhasil menaikkan standar BBM ke RON 92 atau lebih tinggi? Jawabannya bergantung pada sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat. Semoga langkah ini dapat membawa negeri ini menuju era energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.


Discover more from Berita Terkini

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Leave a Reply

Discover more from Berita Terkini

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading