Pasukan Brimob Ditarik dari Lokasi Tambang Ilegal Usai Tewasnya Warga di Sulut

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menarik pasukan Brimob (Brigade Mobil) dari lokasi tambang ilegal di Sulawesi Utara (Sulut) menyusul insiden tewasnya seorang warga setempat. Penarikan tersebut dilakukan sebagai bentuk respons atas protes dan ketegangan yang terjadi di masyarakat pasca-insiden tersebut.

Insiden bermula ketika pasukan Brimob melakukan pengawasan dan penertiban aktivitas tambang ilegal di daerah tersebut. Dalam prosesnya, terjadi insiden yang mengakibatkan seorang warga tewas. Kejadian ini memicu reaksi keras dari masyarakat setempat yang menuntut kejelasan dan pertanggungjawaban atas insiden tersebut.

Kapolri menyatakan bahwa penarikan pasukan Brimob dilakukan untuk mencegah eskalasi ketegangan lebih lanjut dan memberikan ruang bagi penyelidikan independen. “Kami mengutamakan penyelesaian yang transparan dan adil. Tim investigasi internal telah dibentuk untuk mengusut tuntas kasus ini,” ujar Kapolri dalam pernyataan resminya.

Pemerintah daerah Sulut juga turut meminta agar proses hukum berjalan secara objektif dan mengimbau masyarakat untuk tetap tenang. “Kami meminta semua pihak untuk tidak mengambil tindakan yang dapat memperburuk situasi. Mari kita serahkan proses ini kepada pihak yang berwenang,” kata perwakilan pemerintah daerah.

Insiden ini kembali menyoroti persoalan tambang ilegal yang marak di berbagai daerah di Indonesia. Aktivitas tambang ilegal tidak hanya merugikan negara dari segi ekonomi, tetapi juga sering menimbulkan konflik sosial dan kerusakan lingkungan. Pemerintah diharapkan dapat mengambil langkah tegas untuk menertibkan tambang ilegal sekaligus memastikan keamanan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Sementara itu, keluarga korban menuntut keadilan dan meminta agar pihak berwajib memberikan klarifikasi lengkap mengenai kronologi kejadian. Mereka juga meminta agar insiden serupa tidak terulang di masa depan.