
Program baru yang digagas pemerintah, Danantara , menuai beragam tanggapan dari berbagai kalangan. Meskipun diharapkan menjadi solusi inovatif untuk mendukung kesejahteraan masyarakat melalui tabungan pendidikan bagi bayi baru lahir, beberapa pihak justru menyuarakan kekhawatiran terkait pelaksanaannya. Salah satu kritik tajam datang dari kalangan ekonom yang menyebut Danantara ibarat “kuda liar lepas kandang” karena dinilai belum memiliki struktur yang jelas dan berpotensi menimbulkan skeptisisme di kalangan masyarakat dan investor.
Apa Itu Danantara?
Danantara adalah program pemerintah yang memberikan dana sebesar Rp358 juta kepada setiap bayi yang lahir di Indonesia. Dana tersebut akan disimpan dalam bentuk tabungan pendidikan dan dapat dicairkan ketika anak mencapai usia tertentu, seperti untuk biaya kuliah atau modal usaha. Tujuan utama program ini adalah untuk mengurangi kesenjangan sosial dan memberikan akses yang lebih merata terhadap pendidikan serta peluang ekonomi bagi generasi muda.
Namun, meskipun konsepnya tampak menjanjikan, banyak pertanyaan muncul terkait sumber pendanaan, mekanisme pengelolaan, hingga potensi risiko yang mungkin timbul dari program ini.
Kritik dari Kalangan Ekonom
Salah satu kritik pedas datang dari Dr. Ahmad Fauzi, seorang ekonom senior yang menyebut Danantara sebagai “kuda liar lepas kandang.” Ia menjelaskan bahwa program ini memiliki potensi besar, tetapi tanpa perencanaan yang matang, program ini bisa menjadi bumerang bagi perekonomian nasional.
“Bayangkan saja, kita bicara soal angka triliunan rupiah yang harus dialokasikan untuk program ini. Jika tidak dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin program ini akan membebani APBN atau bahkan menimbulkan ketidakpercayaan di kalangan investor,” ujar Fauzi dalam sebuah diskusi ekonomi.
Ia juga menyoroti kurangnya transparansi terkait mekanisme pengelolaan dana. “Siapa yang akan mengelola dana ini? Apakah ada jaminan bahwa dana tersebut benar-benar akan digunakan sesuai tujuan? Tanpa jawaban yang jelas, masyarakat dan investor tentu akan skeptis,” tambahnya.
Skeptisisme Masyarakat dan Investor
Selain dari kalangan ekonom, masyarakat dan investor juga menunjukkan sikap hati-hati terhadap program ini. Beberapa warga khawatir bahwa program ini hanya akan menjadi beban tambahan bagi negara tanpa hasil yang signifikan. “Saya mendukung ide untuk membantu anak-anak mendapatkan pendidikan yang lebih baik, tapi bagaimana kalau program ini malah gagal? Uang rakyat bisa terbuang sia-sia,” kata Rina Wijayanti, seorang ibu rumah tangga dari Jakarta.
Di sisi lain, investor juga mulai mempertanyakan dampak program ini terhadap stabilitas ekonomi. “Jika pemerintah harus mengeluarkan dana besar untuk program ini, apakah itu berarti alokasi anggaran untuk sektor lain seperti infrastruktur atau kesehatan akan berkurang? Ini bisa memengaruhi daya tarik investasi di Indonesia,” ujar Andi Santoso, seorang analis pasar modal.
Pemerintah Diminta Lebih Transparan
Untuk meredakan kekhawatiran publik, para ahli mendesak pemerintah agar lebih transparan dalam menjelaskan detail program ini. Mulai dari sumber pendanaan, mekanisme distribusi, hingga pengawasan penggunaan dana. “Masyarakat butuh kepastian. Pemerintah harus menjelaskan secara gamblang bagaimana program ini akan dijalankan agar tidak menimbulkan prasangka buruk,” kata Maria Susanti, seorang aktivis sosial.
Selain itu, ada usulan agar pemerintah melibatkan pihak independen, seperti auditor eksternal atau lembaga swadaya masyarakat (LSM), untuk memastikan bahwa program ini berjalan sesuai rencana. “Pengawasan independen sangat penting untuk membangun kepercayaan publik,” tambah Maria.
Harapan untuk Masa Depan
Meski banyak kritik, beberapa pihak tetap optimistis bahwa Danantara dapat menjadi langkah besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat jika dikelola dengan baik. “Konsep ini sebenarnya sangat baik, asalkan ada perencanaan yang matang dan pengawasan yang ketat. Program ini bisa menjadi contoh bagi negara lain jika berhasil,” kata Dr. Siti Nurhayati, pengamat kebijakan publik.
Namun, ia juga menekankan pentingnya evaluasi berkala untuk memastikan bahwa program ini benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. “Jangan sampai program ini hanya menjadi proyek seremonial tanpa dampak yang berarti,” katanya.
Kesimpulan
Danantara memang memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif bagi masa depan anak-anak Indonesia. Namun, tanpa perencanaan yang matang, transparansi, dan pengawasan yang ketat, program ini bisa menjadi “kuda liar” yang sulit dikendalikan.
Masyarakat dan investor berharap pemerintah dapat menjawab semua keraguan dengan langkah konkret. Hanya dengan cara itulah kepercayaan publik dapat dipulihkan, dan program ini bisa berjalan sesuai harapan.
Discover more from Berita Terkini
Subscribe to get the latest posts sent to your email.